Kontranews.id– Galung, salah satu subkontraktor (subcont) pada proyek irigasi di Desa Poreang, Kecamatan Bone-Bone, Kabupaten Luwu Utara, akhirnya angkat bicara menanggapi berbagai sorotan publik terkait kualitas pekerjaan di lapangan.

“Pertama-tama saya ingin menyampaikan terima kasih kepada anggota DPRD Luwu Utara dapil tiga, terutama dari Kecamatan Bone-Bone dan Tanah Lili, serta teman-teman dari Forum LSM-Pers Luwu Utara yang telah turun langsung memantau pekerjaan kami di lapangan,” ujar Galung, Sabtu (2/11/2025).

Ia mengakui adanya sejumlah kekurangan dalam pelaksanaan proyek tersebut, namun menegaskan bahwa semua telah diperbaiki sesuai tanggung jawab pihaknya sebagai subkontraktor.

BACA JUGA :  Pasar Malam di Desa Bunga Didi Diduga Langgar Izin dan Gelar Judi Ketangkasan

“Semua kekurangan yang menjadi sorotan sudah kami benahi sesuai kewenangan kami. Salah satu yang paling disorot adalah soal penggunaan molen. Saat ini, seluruh pekerjaan sudah menggunakan molen, tidak ada lagi adukan semen secara manual,” jelasnya.

Galung menambahkan, keterlambatan kedatangan molen sempat terjadi di Dusun Durian Pekko, sehingga pihaknya menghentikan sementara pekerjaan tukang selama beberapa hari.

“Bahkan, di Dusun Durian Pekko kami bongkar kembali sekitar 60 meter pekerjaan setelah mendapat laporan bahwa hasilnya dikerjakan asal-asalan. Itu kami lakukan demi menjaga kualitas pekerjaan,” tegasnya.

Ia juga menjelaskan, pihaknya hanya bertanggung jawab di dua titik pekerjaan, yakni di Dusun Durian Pekko dan Dusun Kuluri, Desa Poreang. “Selain dua titik itu, bukan tanggung jawab kami,” tambahnya.

BACA JUGA :  Aktivis Bongkar Kejanggalan Proyek Irigasi Bone Bone “Tak Transparan, Bisa Rugikan Negara!”

Galung menegaskan bahwa pihaknya terbuka terhadap kritik dan siap berbenah.

“Kami siap dikritik dan selalu terbuka untuk komunikasi. Saran dan masukan dari siapa pun akan kami terima demi kebaikan bersama,” ujarnya.

Sementara itu, Andi Al Marwan yang ikut menanggapi klarifikasi pihak subkontraktor, mengapresiasi sikap profesional Galung dan timnya.

“Saya salut dan apresiasi kepada rekanan subcont yang tidak alergi terhadap kritik. Mereka menunjukkan tanggung jawab dengan melakukan perbaikan di titik-titik pekerjaan yang dianggap kurang, serta memaksimalkan kualitas dengan menyiapkan fasilitas pendukung seperti molen di setiap lokasi,” ungkap Marwan.

BACA JUGA :  Proyek Irigasi Takalar Diduga Dikorupsi, Mahasiswa: Jangan Tunggu Bau Uangnya Hilang!

Menurutnya, sikap terbuka terhadap kritik menjadi kunci terciptanya hasil kerja yang maksimal dan transparan.

“Harapan saya, ke depan tidak ada lagi rekanan yang alergi terhadap kritik, karena semua proyek ini dibiayai dari uang rakyat, dan hasilnya harus kembali untuk kesejahteraan rakyat,” tegasnya.

Marwan juga memastikan pihaknya akan terus melakukan pemantauan terhadap proyek-proyek lain yang masih berjalan.

“Kami tetap komitmen memantau setiap keluhan masyarakat agar pelaksanaan proyek di Luwu Utara benar-benar sesuai harapan,” pungkasnya.

Mahendra